Relatif

RELATIF

Panggung 1: Jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab, “Syukurlah, sekarang hidup
Bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi.”

Panggung 2: Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk.
Seorang bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak
lusuh. Dengan gugup, manajernya menjawab, “Namanya Bejo pak!
Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik
namanya.” Aha! Betapa relatifnya nilai sebuah pekerjaan. Dari satu sudut
pandang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan panjang.
Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut “kemujuran”
hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-misahkan orang ke dalam
kelas-kelas yang berbeda. Padahal, melalui tatapan hati nurani, tiadalah
lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Ketika anda
m e n g h a r g a i d a n m e m b e b a s k a n d i r i d a r i p e r i n g k a t -peringkat
“keberuntungan”, di saat itu anda mampu mendengar bisikan nurani.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tahukah A n d a !

Teleskop pertama dibuat pada tahun 1608 oleh orang Belanda bernama
Hans Lippershey. Teleskop tersebut memiliki dualensa yang membiaskan
cahaya dan membuat objek yang jauh kelihatan sangat dekat.

Setahun kemudian, seorang Italia bernama Galileo Galilei menggunakan
teleskop yang serupa untuk mempelajari bulan.


Wisdom Of The Day

Sedikit sekali orang kaya yang memiliki hartanya sendiri.
Hartalah yang memiliki mereka. (Robert G. Ingersoll)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx